HUKUM INTERNASIONAL - Kasus Sengketa Thailand dan Kamboja
Kuil Preah Vihear |
Assalamualaikum Para Pembaca baik pelajar maupun mahasiswa, kali ini saya akan share tentang Kasus Sengketa Internasional antara Thailand dan Kamboja. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada Devito Pandhu Karena dengan beliau saya bisa memenuhi tugas akhir semester Hukum Internasional ini. Jangan lupa untuk baca artikel yang lain juga disini .
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejak zaman prasejarah, yaitu sekitar tahun
2000 SM, seluruh kawasan Asia Tenggara merupakan daerah penyebaran rumpun
budaya dan bahasa Melayu-Austronesia, maka lahirlah berbagai kerajaan yang
berada di kawasan ASEAN seperti Sriwijaya dan Majapahit yang merupakan
kerajaan terbesar di Asia Tenggara. Pada abat ke-16 bangsa-bangsa barat mulai
datang dan merebut pengaruh di kawasan ini, dan mereka mulai datang sebagai
pedagang tetapi kemudian sebagai penjajah karena kawasan ASEAN mempunyai suber
kekayaan yang sangat melimpah. Dilatarbelakangi perkembangan situasi di kawasan
pada saat itu, maka negara-negara Asia Tenggara menyadari perlunya dibentuk
suatu kerjasama yang dapat meredakan saling curiga sekaligus membangun rasa
saling percaya serta mendorong untuk pembangunan di kawasan. Sebelum
terbentuknya ASEAN tahun 1967, negara-negara Asia Tenggara telah melakukan
berbagai upaya untuk menggalang kerjasama regional baik yang bersifat intra
maupun ekstra kawasan seperti Association of Southeast Asia (ASA), Malaya,
Philippina, Indonesia(MAPHILINDO), South East Asian Ministers of
Education Organization (SEAMEO),South East Asia Treaty
Organization (SEATO) dan Asia and Pacific Council (ASPAC).
Meredanya rasa saling curiga diantara
negara-negara Asia Tenggara membawa dampak positif yang mendorong pembentukan
organisasi kerjasama kawasan. Pertemuan-pertemuan konsultatif yang dilakukan
secara intensif antara para Menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura dan Thailand menghasilkan rancangan Joint Declaration,
yang antara lain mencakup kesadaran perlunya meningkatkan saling pengertian
untuk hidup bertetangga secara baik serta membina kerjasama yang bermanfaat
diantara negara-negara yang sudah terikat oleh pertalian sejarah dan budaya.
Maka pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, lima Wakil Negara Pemerintahan
Asia Tenggara yaitu Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri
Malaysia dan para Menteri Luar Negeri Indonesia, Filipina, Singapura dan
Thailand menandatangani Deklarasi ASEAN atau yang di sebut juga dengan
Deklarasi Bangkok.Deklarasi tersebut menandai berdirinya suatu organisasi
regional yang diberi nama Association of Southeast Asian
Nations, ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara).Organisasi
ini bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan
pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di
tingkat regional yang masih pada tahap kooperatif dan belum bersifat
integratif.
Maka dalam konflik Thailand-Kamboja, pentingnya
organisasi regional atau ASEAN sebagai aktor utama dalam mengamankan kawasan
dari ancaman konflik antar Negara-negara kawasan tersebut, yang dapat
menghambat kepentingan dan tujuan-tujuan bersama dalam organisasi ASEAN.
Konflik bersenjata Thailand-Kamboja adalah konflik kepentingan nasional yang
sangat dalam. Candi berusia delapan abad itu memicu ketegangan setelah UNESCO
menetapkannya sebagai Warisan Dunia. Sengketa perbatasan
Thailand-Kamboja dimulai pada bulan Juni 2008 sebagai babak terbaru dari
sengketa panjang yang melibatkan daerah sekitar abad ke-11 Preah Vihear,
terletak antara Khsant Choam, Kabupaten di Preah, Provinsi Kamboja utara
dan Kantharalak kabupaten ( Amphoe)
di Sisaket Provinsi Northeastern Thailand. Lebih dari setahun
lalu, Thailand dan Kamboja terlibat ketegangan yang dipicu oleh klaim
masing-masing pihak akan kepemilikan kuil Preah Vihear di perbatasan kedua
negara. Penulis kembali menyebutkan bahwa konflik yang terjadi antara Thailand
dan Kamboja adalah kepentingan nasional, wilayah sekitar Kuil Preah Vihear
yaitu bahwa Thailand maupun Kamboja ingin menguasai wilayah yang kaya akan
sumber daya energi tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan batasan masalah diatas penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana Profil Negara Kamboja?
2. Bagaimana Profil Negara Thailand?
3. Bagaimana Sejarah Kuil Preah Vihear?
4. Apakah Penyebab Terjadinya Konflik Antara
Kamboja-Thailand?
5. Bagaimana
Peran ASEAN Dalam Penyelesaiaan Konflik Thailand- Kamboja?
C.
Tujuan Pembahasan
1. Untuk
Mengetahui Profil Negara Kamboja.
2. Untuk
Mengetahui Profil Negara Thailand.
3. Untuk
Mengetahui Sejarah Kuil Preah Vihear.
4. Untuk
Mengetahui Penyebab Terjadinya Konflik Antara Kamboja-Thailand.
5. Untuk mengetahui Peran
ASEAN Dalam Penyelesaian Konflik Thailand –Kamboja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Negara Thailand
1) Sejarah
Thailand (nama
resmi: Muang Thai atau Prathēt Thai), adalah sebuah negara di Asia Tenggara
yang berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur, Malaysia dan Teluk Siam di
selatan, Myanmar dan Laut Andaman di barat. Thailand dahulu dikenal sebagai
Siam sampai tanggal 11 Mei 1949. Kata "Thai" berarti
"kebebasan" dalam bahasa Thailand, namun juga dapat merujuk kepada
suku Thai, sehingga menyebabkan nama Siam masih digunakan di kalangan orang
Thai terutama kaum minoritas Tionghoa. Asal mula Thailand secara tradisional
dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang berumur pendek, Kerajaan Sukhothai yang
didirikan pada tahun 1238. Kerajaan ini kemudian diteruskan Kerajaan Ayutthaya
yang didirikan pada pertengahan abad ke-14 dan berukuran lebih besar
dibandingkan Sukhothai. Kebudayaan Thailand dipengaruhi dengan kuat oleh
Tiongkok dan India. Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada
abad ke-16 namun meskipun mengalami tekanan yang kuat, Thailand tetap bertahan
sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh
negara Eropa, meski pengaruh Barat, termasuk ancaman kekerasan, mengakibatkan
berbagai perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya banyak kelonggaran bagi
pedagang-pedagang Britania.
Sebuah revolusi
tak berdarah pada tahun 1932 menyebabkan dimulainya monarki konstitusional.
Sebelumnya dikenal dengan nama Siam, negara ini mengganti namanya menjadi
Thailand pada tahun 1939 dan untuk seterusnya, setelah pernah sekali mengganti
kembali ke nama lamanya pasca-Perang Dunia II. Pada perang tersebut,
Thailand bersekutu dengan Jepang; tetapi saat Perang Dunia II berakhir,
Thailand menjadi sekutu Amerika Serikat. Beberapa kudeta terjadi dalam tahun-tahun
setelah berakhirnya perang, namun Thailand mulai bergerak ke arah demokrasi
sejak tahun 1980-an. Kalender Thailand didasarkan pada Tahun Buddha, yang lebih
cepat 543 tahun dibandingkan kalender Barat. Tahun 2000 Masehi sama dengan
tahun 2543 dalam kalender Thailand. Pada 26 Desember 2004, pesisir barat
Thailand diterjang tsunami setinggi 10 meter setelah terjadinya gempa bumi
Samudra Hindia 2004, menewaskan 5.000 orang di Thailand, dan setengahnya
merupakan wisatawan. Pada awal 2005 terjadi sebuah tragedi di Thailand Selatan
yang mempunyai populasi dengan mayoritas Muslim. Sekitar 70 orang terbunuh
akibat kekerasan yang dilakukan oleh rezim Shinawatra. Banyak negara yang
mengecam keras tragedi ini. Namun dalam pemilihan kepala pemerintahan, Thaksin Shinawatra
kembali memerintah negara ini untuk empat tahun berikutnya.
2) Geografi
Thailand
merupakan tempat terletaknya beberapa wilayah geografis yang berbeda. Di
sebelah utara, keadaannya bergunung-gunung, dan titik tertingginya berada di
Doi Inthanon (2.576 m). Sebelah timur laut terdiri dari Hamparan Khorat, yang
dibatasi di timur oleh sungai Mekong. Wilayah tengah negara didominasi lembah
sungai Chao Phraya yang hampir seluruhnya datar, dan mengalir ke Teluk
Thailand. Di sebelah selatan terdapat Tanah Genting Kra yang melebar ke
Semenanjung Melayu. Cuaca setempat adalah tropis dan bercirikan muson. Ada
muson hujan, hangat dan berawan dari sebelah barat daya antara pertengahan Mei
dan September, serta muson yang kering dan sejuk dari sebelah timur laut dari
November hingga pertengahan Maret. Tanah genting di sebelah selatan selalu
panas dan lembab. Thailand berbatasan dengan Laos dan Myanmar di sebelah utara,
dengan Malaysia dan Teluk Siam di selatan, dengan Myanmar dan Laut Timur di
barat dan dengan Laos dan Kamboja di timur. Koordinat geografisnya adalah
5°-21° LU dan 97°-106° BT
3) Budaya
Muay Thai,
sejenis kick boxing ala Thailand, adalah olahraga nasional di Thailand dan
merupakan seni beladiri setempat. Popularitasnya memuncak di seluruh dunia pada
tahun 1990-an. Ada pula seni beladiri yang mirip dengan muay Thai di
negara-negara lain di Asia Tenggara. Ucapan penyambutan yang umum di Thailand
adalah isyarat bernama wai, yang gerakannya mirip dengan gerakan sembahyang.
Hal-hal yang tabu dilakukan di antaranya menyentuh kepala seseorang dan
menunjuk dengan kaki, karena kepala dan kaki masing-masing merupakan bagian
tubuh yang paling atas dan bawah. Masakan Thailand mencampurkan empat macam
rasa yang dasar: manis, pedas, asam dan asin.
4) Demografi
Populasi
Thailand didominasi etnis Thai dan Lao, yang berjumlah 3/4 dari seluruh
penduduk. Selain itu juga terdapat komunitas besar etnis Tionghoa yang secara
sejarah memegang peranan yang besar dalam bidang ekonomi. Etnis lainnya
termasuk etnis Melayu di selatan, Mon, Khmer dan berbagai suku orang bukit.
Sekitar 95% penduduk Thailand adalah pemeluk agama Budha aliran Theravada,
namun ada minoritas kecil pemeluk agama Islam, Kristen dan Hindu. Bahasa
Thailand merupakan bahasa nasional Thailand, yang ditulis menggunakan aksaranya
sendiri, tetapi ada banyak juga bahasa daerah lainnya. Bahasa Inggris juga
diajarkan secara luas di sekolah.
5) Ekonomi
Setelah
menikmati rata-rata pertumbuhan tertinggi di dunia dari tahun 1985 hingga 1995
rata-rata 9% per tahun tekanan spekulatif yang meningkat terhadap mata uang
Thailand, Baht, pada tahun 1997 menyebabkan terjadinya krisis yang membuka
kelemahan sektor keuangan dan memaksa pemerintah untuk mengambangkan Baht.
Setelah sekian lama dipatok pada nilai 25 Baht untuk satu dolar AS, Baht
mencapai titik terendahnya pada kisaran 56 Baht pada Januari 1998 dan
ekonominya melemah sebesar 10,2% pada tahun yang sama. Krisis ini kemudian
meluas ke krisis finansial Asia. Thailand memasuki babak pemulihan pada tahun 1999
ekonominya menguat 4,2% dan tumbuh 4,4% pada tahun 2000, kebanyakan merupakan
hasil dari ekspor yang kuat, yang meningkat sekitar 20% pada tahun 2000.
Pertumbuhan sempat diperlambat ekonomi dunia yang melunak pada tahun 2001,
namun kembali menguat pada tahun-tahun berikut berkat pertumbuhan yang kuat di
RRC dan beberapa program stimulan dalam negeri serta Kebijakan Dua Jalur yang
ditempuh pemerintah Thaksin Shinawatra. Pertumbuhan pada tahun 2003
diperkirakan mencapai 6,3%, dan diperkirakan pada 8% dan 10% pada tahun 2004
dan 2005. Sektor pariwisata menyumbang banyak kepada ekonomi Thailand, dan
industri ini memperoleh keuntungan tambahan dari melemahnya Baht dan stabilitas
Thailand. Kedatangan wisatawan pada tahun 2002 (10,9 juta) mencerminkan kenaikan
sebesar 7,3% dari tahun sebelumnya (10,1 juta)
6) Politik
Sang raja
mempunyai sedikit kekuasaan langsung di bawah konstitusi namun merupakan
pelindung Buddhisme Thailand dan lambang jati diri dan persatuan bangsa. Raja
yang memerintah saat ini dihormati dengan besar dan dianggap sebagai pemimpin
dari segi moral, suatu hal yang telah dimanfaatkan pada beberapa kesempatan
untuk menyelesaikan krisis politik. kepala negara adalah Perdana Menteri, yang
dilantik sang raja dari anggota-anggota parlemen dan biasanya adalah pemimpin
partai mayoritas. Parlemen Thailand yang menggunakan sistem dua kamar dinamakan
Majelis Nasional atau Rathasapha, yang terdiri dari Dewan Perwakilan (Sapha
Phuthaen Ratsadon) yang beranggotakan 480 orang dan Senat (Wuthisapha) yang beranggotakan
150 orang. Anggota Dewan Perwakilan menjalani masa bakti selama empat tahun,
sementara para senator menjalani masa bakti selama enam tahun. Badan kehakiman
tertinggi adalah Mahkamah Agung (Sandika), yang jaksanya dilantik oleh raja.
Thailand juga adalah anggota aktif dalam ASEAN.
B. Profil Negara Kamboja
1) Sejarah
Orang-orang
Khmer yang tinggal di daerah Indocina selama setidaknya 2.000 tahun. Kerajaan
Khmer, dengan ibukotanya di Angkor dari sekitar 900 Masehi, adalah negara yang
paling kuat di Asia Tenggara daratan sebagian besar periode 802-1432. Kamboja
Kebanyakan menganggap diri mereka Khmer, keturunan dari Kerajaan Angkor.
Kerajaan menikmati masa kejayaannya sekitar 1200, ketika itu meliputi lebih
dari sekarang Laos, Thailand dan Vietnam. Dari 1432 Kerajaan menurun,
kehilangan banyak wilayah tetangga semakin kuat.
Kamboja
diperintah dari Hanoi sebagai bagian dari Perancis Indo-China dari 1864 sampai
tahun 1953 ketika Raja Norodom Sihanouk, yang telah ditempatkan pada takhta
oleh Perancis pada tahun 1941, kemerdekaan penuh dicapai. Ia memerintah Kamboja
sampai tahun 1970, ketika Marsekal Lon Nol digulingkan dia dalam kudeta. The
Lon Nol pemerintah dikalahkan oleh pasukan pemberontak Khmer Merah, sebuah
partai sayap kiri ekstrim, dipimpin oleh Saloth Sar (dikenal sebagai Pol Pot),
yang memerintah Kamboja 1975-1979, ketika diperkirakan sekitar 1,7 juta rakyat
Kamboja ( lebih dari 20% dari populasi) meninggal karena kelaparan, penyakit
atau eksekusi. Pada awal 1979 Vietnam menginvasi Kamboja, mengusir Khmer Merah
dan mendirikan Republik Rakyat Kamboja (1979-1989), kemudian berganti nama
menjadi Negara Kamboja (1989-1991). Khmer Merah berkumpul kembali kekuatan
mereka di sepanjang perbatasan Thailand dan mengobarkan perang terhadap
pemerintah Phnom Penh, dalam aliansi longgar dengan royalis dan kelompok
anti-Vietnam lainnya. Vietnam akhirnya menarik pasukan mereka dari Kamboja pada
tahun 1989. Perjanjian Perdamaian Paris pada 1991 dan pembentukan UNTAC
(Transisi PBB di Kamboja Authority) dari tahun 1991-1993, membantu membawa
stabilitas ke Kamboja. Pada tahun 1993, negara ini mengadopsi nama sekarang
Kerajaan Kamboja. Pemilu demokratis pertama, yang diselenggarakan oleh UNTAC
pada tahun 1993, yang sempat dimenangkan oleh royalis Front Persatuan Nasional
untuk Kemerdekaan, Netral, Damai dan Koperasi Kamboja (Funcinpec) yang
membentuk pemerintahan koalisi dengan Partai Rakyat Kamboja (CPP). Namun,
pertempuran sengit pecah antara dua mitra koalisi pada tahun 1997 sebelum pemilu
tahun 1998, yang didirikan CPP sebagai pihak yang dominan. Pemilihan berikutnya
tahun 1998 dimenangkan oleh CPP. Sebuah pemerintahan koalisi baru antara CPP
dan Funcinpec dibentuk pada bulan November 1998 dengan Hun Sen sebagai Perdana
Menteri. Sebuah Senat didirikan pada tahun 1998.
2) Geografi
Total luas
Kamboja adalah 181.040 km2, sedikit lebih kecil dari Oklahoma. iklim Kamboja
beriklim tropis dengan suhu sedikit variasi musiman: musim musim hujan berlaku
dari Mei sampai November, sedangkan untuk musim kemarau berlangsung dari
Desember hingga April. Geografi terdiri dari dataran rendah, dataran datar,
dengan pegunungan di barat daya negara dan utara. Titik tertinggi adalah Aoral
Phnum topping off pada 1.810 m. Kamboja adalah negara yang kaya sumber
daya, dengan minyak dan gas, kayu, batu permata, beberapa bijih besi, mangan,
dan fosfat. Kamboja Terletak di Semenanjung Indochina, berbatasan darat di
sebelah utara dengan Laos dan Thailand, di sebelah timur dan selatan dengan
Vietnam dan sebelah barat dengan Teluk Thailand. Kamboja sebagian besara terdiri
dari tanah datar yang dikelilingi oleh gunung di Utara dan Baratdaya serta di
sebelah timur mengalir sungai Mekong sampai Vietnam di selatan.
3) Budaya
Budaya di
Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Budha Theravada. Diantaranya dengan
dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki atraksi budaya yang lain,
seperti, Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap perahu nasional yang
diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga menyukai sepak bola. Hanya di
bawah 14.000.000 orang tinggal di Kamboja. Harapan Hidup 61,29 tahun. Tingkat
Kelahiran 25,53 kelahiran per 1.000. Tingkat Keaksaraan adalah 73,6%. Bahasa
yang di miliki oleh Negara ini adalah Khmer, Prancis, Inggris. Etnis Khmer,
Vietnam, Cina. Dan Agama 95% Buddha Theravada.
4) Ekonomi
Pendapatan per
kapita Kamboja meningkat tetapi masih rendah dibandingkan dengan negara-negara
lain di kawasan ASEAN. Perekonomian stabil dan pemerintah telah membuat
kemajuan yang signifikan dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Pada tahun 2005
Pemerintah Kamboja mengembangkan agenda reformasi yang komprehensif yang
ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Strategis Nasional, yang memiliki dukungan
kuat dari donor asing. NSDP II (2009-2013) disetujui pada Mei 2010 dan di
Kamboja Forum Kerjasama Pembangunan pada bulan Juni 2010 donor menegaskan
keinginan mereka untuk menghabiskan sekitar $ 1,1 miliar pada bantuan
pembangunan selama 2010. Kamboja berkelanjutan satu dekade pertumbuhan ekonomi
yang tinggi hingga kondisi perekonomian global pada 2008/09. Drops ekspor,
kedatangan turis dari luar daerah, dan investasi asing langsung, berdampak
terhadap perekonomian sangat selama krisis ekonomi.
Pertumbuhan
pulih pada tahun 2010, dan diperkirakan akan menjadi sekitar 5-7% pada tahun
2011. Sektor keuangan apung, dengan pertumbuhan kredit meningkat dan persiapan
di tangan untuk meluncurkan Bursa Efek. Kamboja masih agraris dengan persentase
besar penduduk terlibat dalam pertanian subsisten. Sebuah 31% diperkirakan
Kamboja hidup di bawah garis kemiskinan pada tahun 2007. Ketimpangan telah
berkembang selama dua dekade terakhir. Banyak infrastruktur dasar dan negara
tetap bergantung pada dana dari donor eksternal untuk lebih dari sepertiga dari
pengeluarannya. Dari 1997-2007, pertumbuhan ekonomi berbasis sempit (terutama
dalam pembangunan, garmen dan sektor pariwisata) dengan keterkaitan sederhana
ke seluruh perekonomian dan pola ini telah menghasilkan manfaat terbatas pada
84% penduduk yang tinggal di daerah pedesaan.
5) Politik
Perancis yang
menjadikan negara Kamboja sebagai wilayah protektoratnya sejak 1863, mengangkat
Sihanouk sebagai Raja pada tahun 1951 dan memberikan kemerdekaan kepada Kamboja
pada 9 November 1953. Sihanouk kemudian memproklamirkan Kamboja sebagai negara
yang netral dan berusaha tidak terlibat dalam Perang Vietnam. Periode 1970 –
1993, Kamboja memasuki masa perang saudara yang menghancurkan infrastruktur
fisik dan kapasitas sumber daya manusia. Masa ini juga ditandai dengan
berkuasanya rezim Khmer Merah serta menjadikan Kamboja sebagai perebutan pengaruh
kekuatan negara asing sebagai akibat dari perang dingin. Kemudian pada 27 Juni
2004, Hun Sen dan Ranaridh seakat membentuk pemerintahan koalisi dengan
melakukan power sharing koalisi dengan melakukan power sharing di pemerintahan.
Berdasarkan konstitusi 1993, Kamboja adalah negara kerajaan yang menganut
sistem demokrasi liberal, pluralisme dan ekonomi pasar. Raja Kamboja menjabat
sebagai Kepala Negara, tetapi tidak memerintah. Pemerintahan dipimpin oleh
Perdana Menteri dengan dibantu oleh para menteri yang tergabung dalam Dewan
Menteri ( Council of Minister ). Kepala Negara Norodom Sihamoni naik tahta pada
tanggal 29 oktober 2004.
C. Sejarah Kuil Preah Vihear
Preah
Vihear (Khmer) adalah Hindu candi yang dibangun pada masa pemerintahan Khmer
Empire, yang terletak di atas sebuah tebing di Pegunungan Danggrek, di Preah
provinsi, Kamboja. Pada tahun 1962, setelah sengketa panjang antara Thailand
dan Kamboja atas kepemilikan, Pengadilan Keadilan Internasional (ICJ) di Den
Haag memberikan kuil ke Kamboja. Prasat Preah Vihear memiliki setting yang
paling spektakuler dari semua kuil dibangun selama enam abad-panjang kerajaan
Khmer. Sebagai sebuah bangunan utama dari kehidupan rohani kekaisaran, itu
didukung dan dimodifikasi oleh raja-raja berturut-turut sehingga dikenakan
unsur beberapa gaya arsitektur. Preah Vihear lebih bagus di antara candi-candi
yang dibangun Merah di sepanjang sumbu utara-selatan yang lama. Setelah UNESCO
memutuskan kepemilikan maka Bait ini memberikan nama menjadi provinsi Kamboja
Preah Vihear, di mana sekarang berada, serta Khao Phra Wihan Taman Nasional
yang berbatasan di provinsi Sisaket Thailand dan dimana candi yang paling mudah
diakses. Pada tanggal 7 Juli 2008, Preah Vihear tercatat sebagai UNESCO Situs
Warisan Dunia.
D. Penyebab Terjadinya Konflik Antara
Kamboja-Thailand
Thailand
dan Kamboja. Kedua negara ini awalnya merupakan dua negara Asia Tenggara yang
memiliki hubungan yang baik. Keduanya sangat jarang terlibat pertikaian. Hal
ini mungkin dikarenakan kedua negara tersebut memiliki banyak persamaan dari
beberapa Negara yang ada di ASEAN. Salah satu persamaan tersebut adalah
persamaan agama, yaitu agama Buddha yang merupakan agama mayoritas di kedua
negara tersebut. Persamaan kedua adalah dari sistem pemerintahan mereka, yang
sama-sama mengadopsi system monarki absolut. Namun hubungan yang baik itu
lantas menjadi merenggang selepas konflik Perang Indochina pada 1975, Perang
Indochina tersebut hubungan kedua negara terus-menerus terjadi konflik,
berlanjut dengan persoalan Kuil Preah Vihear dan wilayah yang ada di sekitar
Kuil itu.
Memburuknya
hubungan Thailand dan Kamboja diperparah dengan konflik antara kedua negara
yang semakin memanas belakangan ini, Penyebab konflik kedua Negara adalah:
1) Wilayah Kuil Preah Vihear
Permasalahannya
terletak pada satu tempat yaitu Kuil Preah Vihear. Sebuah kuil berusia
kurang-lebih 900 tahun tersebut kini sedang ramai-ramainya diperbincangkan.
Penyebabnya adalah sala satu diantara kedua Negara menguasai Kuil maka wilayah
seluas 4,6 km2 di sekitar kuil tersebut kini akan di kuasai oleh Negara yang
telah merebut Kuil tersebut. Tetapi sedang diperebutkan dua negara ASEAN,
Thailand dan Kamboja. Kedua negara itu sama-sama mengklaim wilayah tersebut
sebagai wilayahnya, dan kedua Negara tersebut sama-sama berpendapat penempatan
tentara dari negara lainnya di wilayah tersebut merupakan bukti pelanggaran
kedaulatan nasional mereka. Juli 2008 lalu kedua negara yang bertikai tersebut
sama-sama menempatkan tentaranya yang keseluruhannya berjumlah lebih dari 4000
pasukan di kawasan Kuil Preah Vihear tersebut.
2) Keputusan UNESCO
Tentang Kepemilikan Kuil
Sebenarnya sejak
dahulu, wilayah seluas 4,6 km2 ini memang sudah menjadi perdebatan. Akan
tetapi, perdebatan semakin memanas sejak dikeluarkannya keputusan UNESCO yang
memasukkan kuil itu ke dalam daftar warisan sejarah dunia. Keputusan UNESCO ini
kemudian mengundang dua reaksi yang berbeda, reaksi gembira dari rakyat
Kamboja, serta reaksi negatif dari rakyat Thailand. Sebenarnya, masalah
kepemilikan kuil tersebut sudah diatur oleh Mahkamah Internasional tahun 1962,
yang menyatakan kuil tersebut adalah milik rakyat Kamboja, namun Thailand tidak
menerimah keputusan UNESCO karena Thailand mempunyai pertimbangan-pertimbangan
tertentu, apabilah Kuil itu di tangan Kamboja maka Thailand akan terancam
sebagai Negara tetangga. Akan tetapi, sebenarnya ada satu masalah lagi yang
mendorong Kamboja maupun Thailand untuk memiliki wilayah sekitar Kuil Preah
Vihear tersebut. Alasan tersebut adalah karena wilayah sekitar Kuil Preah
Vihear adalah wilayah yang kaya akan sumber daya mineral-minyak bumi dan gas
alam. Kepemilikan akan wilayah sekitar Kuil Preah Vihear itu berarti akan
menjamin terpenuhinya kebutuhan energi negara pemiliknya, juga sekaligus akan
meningkatkan pemasukan negara tersebut dari sisi penjualan sumber energi. Hal
ini menambah alasan mengapa wilayah sekitar Kuil Preah Vihear merupakan wilayah
yang layak untuk diperebutkan, baik oleh Thailand dan Kamboja.
3) Wilayah Di Sekitar Kuil
Dalam konflik
kamboja Thailand yang menjadi masalah di sini adalah wilayah seluas 4,6 km2 di
sekitar kuil tersebut yang tidak dijelaskan kepemilikannya oleh Mahkamah
Internasional. Masalah kepemilikan yang tidak jelas inilah yang menyebabkan
terjadinya sengketa yang kemudian berlanjut dengan konflik bersenjata di
wilayah itu. Konflik bersenjata yang terjadi pada tanggal 15 Oktober yang lalu
tersebut dikabarkan telah menewaskan tiga tentara Kamboja dan membuat empat
tentara Thailand luka-luka. Kemarahan warga Kamboja itu menyebabkan kedutaan
Thailand dan beberapa usaha milik warga Thailand dibakar.
4) Sama-sama Menggunakan
Peta Yang Berbeda
Perdebatan
mengenai wilayah sekitar Kuil Preah Vihear itu sebenarnya sudah dimulai sejak
lama. Perdebatan ini muncul karena Kamboja, sebagai negara bekas jajahan
Perancis, dan Thailand menggunakan peta berbeda yang menunjukkan teritori
masing-masing negara. Dan karena peta yang digunakan kedua negara tersebut
berbeda (Kamboja menggunakan peta dari mantan penjajahnya, Perancis sementara
Thailand menggunakan petanya sendiri), tentu saja banyak terjadi salah
penafsiran mengenai besar wilayah masing-masing. Salah satu wilayah yang
disalahtafsirkan itu adalah wilayah seluas 4,6 km2 di sekitar Kuil Preah Vihear
tersebut. Dan apabila, misalnya klaim Kamboja tentang wilayah 4,6 km2 ini
lantas dikabulkan Thailand, Thailand khawatir Kamboja akan semakin merajalela
dan mencaplok pula wilayah-wilayah lain yang juga disalahtafsirkan. Hal yang
sama juga berlaku sebaliknya. Karena itu, tidak heran wilayah yang hanya seluas
4,6 km2 itu begitu diperebutkan, baik oleh Kamboja maupun Thailand.
5) Peningkatan Power
Kepemilikan akan
sumber energy-terutama di masa-masa di mana energy dipandang sebagai sesuatu
yang langka dan diperjuangkan oleh setiap negara seperti sekarang merupakan hal
yang dapat menaikkan bargaining position/posisi tawar suatu
negara dalam dunia internasional, yang kemudian akan meningkatkan power suatu
negara. Kepemilikan sumber energi tersebut juga kemudian akan membawa angin
segar bagi perekonomian negara (dalam hal ini bagi Thailand atau Kamboja,
tergantung wilayah itu akan jatuh ke tangan siapa), karena setiap negara akan
berebut untuk membeli energi dari negara pemilik sumber energi tersebut.
Penaikkan bargaining position yang kemudian berdampak pada peningkatan power
yang dimiliki, serta kemajuan dalam bidang ekonomi; ketiga-tiganya merupakan
unsur yang penting untuk mencapai kepentingan nasional setiap negara, dan
ketiga unsur tersebut akan dapat dicapai dengan penguasaan wilayah seluas 4,6
km2 di sekitar Kuil Preah Vihear.
Karena itu,
tidak heran wilayah tersebut begitu diperebutkan Thailand dan Kamboja karena
wilayah tersebut sangat krusial perannya dalam upaya pencapaian kepentingan
nasional kedua negara.
E. Peran ASEAN Dalam Penyelesaian
Konflik Kamboja – Thailand
Perhimpunan
Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mencatat sejarah baru dengan
ditandatanganinya ASEAN Charter (Piagam ASEAN) dalam Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) Ke-13 ASEAN di Singapura, Piagam ASEAN tersebut di hadiri oleh 10
pemimpin negara anggota ASEAN. Adanya Piagam ASEAN secara organisasi
akan membuat negara anggota ASEAN relatif akan lebih terikat kepada berbagai
kesepakatan yang telah dibuat oleh ASEAN. Secara teoretis, piagam itu akan
semakin mempermudah kerja sama yang dibuat ASEAN dengan mitra-mitra dialognya.
Jika pada masa lalu mitra ASEAN terkadang mengeluh bahwa kesepakatan yang telah
dibuat dengan ASEAN ternyata hanya dilaksanakan dan dipatuhi oleh beberapa
negara anggota ASEAN. Beberapa poin penting dari piagam yang terhitung
berlaku setelah ada ratifikasi dari parlemen semua negara anggota ASEAN
tersebut adalah menjaga serta meningkatkan perdamaian dan keamanan kawasan,
dalam rangka membentuk pasar tunggal berbasis produksi yang kompetitif dan
terintegrasi secara ekonomi, memperkuat demokrasi dan tata kelola pemerintahan
yang baik, menegakkan hukum, serta mengedepankan hak asasi manusia (HAM).
Langkah-langkah
yang sedang di ambil oleh ASEAN dalam tingkat penyelesaiaan konflik
Kamboja-Thailand adalah sebagai berikut:
1) Tingkat
Penyelesaian Melalui Negosiasi
Dalam
menyelesaikan sengketa internal kawasan, salah satu peran utama Organisasi
Regional adalah untuk menjadi wadah konsultasi, menyelenggarakan dan menyediakan
suatu forum negosiasi bagi negara-negara anggota baik dalam situasi konflik
maupun dalam kondisi yang berpotensi menimbulkan konflik. Peran ini secara
nyata dapat dilihat dalam Perang ASEAN konflik kepemilikan wilayah di sekitar
kuil itu antara kamboja dan Thailand. Berbeda dengan sikap ASEAN yang selama
ini terkesan senyap atau sebatas mengeluarkan pernyataan setiap kali terjadi
konflik perbatasan antar negara anggotanya, ASEAN dibawah Kepimpinan Indonesia
memperlihatkan sikap proaktif dalam menyikapi perkembangan situasi keamanan
yang menyangkut anggotanya.
Peran ASEAN
membuktikan bahwa satu hari setelah terjadinya baku tembak antara kamboja dan
thailand, Menlu RI Marty Natalegawa melakukan “shuttle diplomacy”
menemui Menlu Kamboja Hor Nam Hong di Phnom Penh dan Menlu Thailand Kasit
Piromya di Bangkok untuk mendapatkan informasi dari pihak pertama. Bersama-sama
dengan Menlu Thailand dan Kamboja, Menlu Marty pun ke New York untuk memberikan
pertimbangan dan masukan mengenai peran ASEAN dalam menyelesaikan konflik
internal di kawasan. Langkah ini terbukti efektif dengan stabilnya kembali
wilayah konflik di perbatasan Thailand dan Kamboja. Meski kawasan konflik
seluas 4,6 km2 yang diperebutkan masih tegang, namun para tentara yang bertugas
masih bisa menahan diri untuk tidak kembali angkat senjata.
2) ASEAN Berperan Sebagai
Mediator
Organisasi
Regional juga kadang berperan sebagai mediator dalam konflik-konflik internal
kawasan. Dengan wewenangnya, Organisasi Regional merancang sebuah prosedur
resolusi konflik untuk menyelesaikan perselisihan antara negara-negara anggota.
ASEAN telah bertindak sebagai mediator dalam konflik Kamboja-Thailand pada
tahun 2011 ini, setelah terjadi konflik antara kamboja dan Thailand, langka ini
adalah salah satu langka dari beberapa langka yang di ambil oleh ASEAN dengan
tujuan tingkat penyelesaiaan konflik kamboja-thailand yang sedang memanas untuk
merebut di sekitar wilayah kuil tersebut.
Secara formal,
Thailand dan Kamboja sebenarnya sudah mau duduk bersama dalam pertemuan yang difasilitasi
ASEAN seperti yang yang dilakukan pada 22 Februari 2011 di Jakarta. Kala itu,
menteri luar negeri kedua negara sepakat untuk menerima tim pemantau dari
Indonesia. Hasil pertemuan ini juga menyepakati pertemuan JBC di Bogor pada
April 2011 yang seharusnya juga melibatkan menteri pertahanan kedua negara.
Jika Perdana Menteri (PM) Kamboja, Hun Sen, menyatakan dukungannya atas
keputusan ini, maka sikap yang berbeda ditunjukkan pihak Thailand. Menteri
Pertahanan Thailand, Prawit Wongsuwan, menyatakan tidak akan menghadiri JBC
tersebut dan menolak kehadiran tim pemantau dari Indonesia di wilayah yang
disengketakan karena dianggap sebagai wujud campur tangan pihak luar. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi perbedaan pandangan dalam domestik Thailand sendiri
antara kementerian luar negeri dengan kementerian pertahanan. Jika melihat
latar belakang politik Thailand di mana kekuatan militer sangat berpengaruh,
maka masa depan perundingan yang difasilitasi ASEAN akan semakin suram. Sebagai
perbandingan, Menteri Luar Negeri Thailand pada kabinet ke-57 dijatuhkan oleh
Mahkamah Konstitusi karena mendukung pendaftaran Candi Preah Vihear sebagai
situs warisan dunia oleh Kamboja, padahal sebelumnya Menteri Pertahanan
Thailand memprotes pendaftaran tersebut. Oleh karena itu, peran Perdana Menteri
Thailand dalam melakukan koordinasi internal kabinetnya mutlak diperlukan untuk
bisa merumuskan posisi Thailand sebagai satu kesatuan, sehingga usaha untuk
menegosiasikan kepentingan nasional masing-masing negara menjadi keputusan
yang win-win solution bisa lebih mudah diwujudkan.
Indonesia saat ini sedang serius
dalam tingkat penyelesaiaan konflik kamboja-thailand, dan Indonesia yang juga
sebagai ketua ASEAN pada tahun ini sehingga harus berikan yang terbaik kepada
setiap anggota ASEAN, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengakui bahwa di
antara kedua Negara mempunyai keinginan dalam tingkat penyelesaian yang
berbeda-beda, yakni Kamboja menghendaki penyelesaian masalah lewat mediasi
pihak ketiga sedangkan Thailand menginginkan secara perundingan bilateral antar
kedua negara. Proses perundingan harus terus digulirkan, namun tetapi
dibutuhkan kesabaran dan waktu. Dia mengakui masih banyak pekerjaan rumah
khususnya untuk mempertahankan gencatan senjata. Yang penting selama proses
perundingan bergulir, maka masih ada kemungkinan penyelesaian secara damai,
dialog, dan tidak melalui kekerasan.
3) ASEAN Melakukan Tingkat
Penyelidikan
Organisasi
regional juga dapat melakukan penyelidikan terhadap konflik yang terjadi antara
negara-negara anggotanya. Nantinya, hasil penyelidikan ini akan digunakan untuk
merumuskan resolusi konflik yang dianggap paling efektif untuk diterapkan.
Tepat dua bulan setelah Pertemuan Informal Menlu ASEAN di Jakarta untuk
membahas penyelesaian konflik di perbatasan Kamboja dan Thailand, bentrokan
bersenjata kembali meletus di perbatasan kedua negara pada Jumat 22 April 2011.
Dalam pertempuran yang masih berlangsung hingga Minggu 24 April 2011 tersebut,
diperkirakan 11 orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka. Ketika bentrokan
bersenjata kembali mencuat, seperti biasa, kedua belah pihak segera saling
tuding mengenai siapa yang terlebih dahulu melakukan penyerangan. Menteri
Pertahanan Kamboja menuduh bahwa Thailand melakukan serangan menggunakan peluru
75 dan 100 mm berisi gas beracun untuk menguasai candi Tamone dan Ta Krabei
yang berada di wilayah Kamboja. Sementara Perdana Menteri Thailand, Abhisit
Vejjajiva, menuduh Kamboja lah yang melakukan penyerangan guna mencoba
menginternasionalisasi konflik kedua negara.
Thailand
bersikeras bahwa perundingan bilateral merupakan langkah yang tepat untuk
memulihkan perdamaian dan keterlibatan pihak luar tidak diperlukan. Berulangnya
bentrokan bersenjata ini tentu saja melecut kesadaran ASEAN bahwa langkah awal
untuk mencegah terulangnya bentrokan bersenjata dan menyelesaikan konflik
melalui perundingan maka harus ada penyelidikan batas-batas wilayah di sekitar
kui yang saat ini yang sedang di perebutkan oleh kamboja-thailand, Komitmen
Kamboja dan Thailand, seperti dinyatakan dalam Pernyataan Menlu ASEAN di
Jakarta, untuk menghormati prinsip-prinsip dalamTreaty of Amity and
Cooperation (TAC) termasuk penggunaan cara-cara damai dalam
menyelesaikan konflik, ternyata masih terbatas pada pernyataan di atas kertas.
Keterlibatan tim observer Indonesia atas nama ASEAN di
perbatasan Kamboja dan Thailand pun belum terwujud karena adanya penolakan dari
pihak militer Thailand. Menanggapi sikap militer Thailand yang menolak
kehadiran tim observer Indonesia di daerah konflik, Menlu RI Marty Natalegawa,
saat berkunjung ke Bangkok dalam rangka menghadiri Special Informal
ASEAN Foreign Ministers’ Meeting on East Asia Summit (EAS), 10-11 April
2011, menyatakan kekecewaannya terhadap sikap Thailand yang menginginkan
gencatan senjata namun menolak menerima kehadiran tim observer.
Padahal kehadiran Indonesia sebagai Ketua ASEAN dibutuhkan sebagai mediator dan
penyelidikan masalah yang sebenarnya agar muda di selesaikan.
Keberhasilan
ASEAN melahirkan sebuah piagam bersama Ada tiga rencana ASEAN yang dituliskan
di piagam itu. Tiga hal itu adalah menginginkan akanterciptanya Komunitas
Ekonomi ASEAN, Komunitas Keamanan ASEAN, dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN,
dengan demikian ASEAN di tuntut untuk berperang penting dalam pernyelesaiaan
persoalan-persoalan yang muncul, baik di antara Negara-negara ASEA bahkan
Negara yang telah tergabung dalam komunitas ASEAN, dengan menegahkan aturan
yang sudah di sepakati bersama oleh pemimpin-pemimpin ASEAN serta
meningkatkan perdamaian dan keamanan kawasan, dengan maksut tidak
menghambat tujuan-tujuan ASEAN yang sudah didesain oleh ASEAN seperti komunitas
Ekonomi ASEAN, Komunitas Keamanan ASEAN, dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN.
Pada tanggal 15 Oktober 2008 yang lalu, dunia dikejutkan dengan terjadinya
konflik senjata antara militer Kamboja dan Thailand di perbatasan pada daerah
dekat Kuil Preah Vihear. Kejadian ini membawa korban dengan tewasnya dua orang
tentara Kamboja dan melukai lima orang tentara Thailand. ASEAN yang selama ini
dianggap sebagai kawasan yang berhasil menjaga perdamaian wilayah melalui Treaty
of Amity and Cooperation in Southeast Asia, ternyata untuk kesekian
kalinya diguncang konflik bersenjata antar negara anggota. Ditengah rencana
penuntasan ASEAN Charter di Bangkok pada bulan Desember nanti, kasus ini bisa
menjadi pelajaran berharga bagi ASEAN untuk lebih berhati-hati menyelesaikan
konflik sengketa perbatasan antar negara.
Sengketa
perbatasan antara Kamboja dan Thailand di wilayah kuil Preah Vihear sebenarnya
telah berlangsung sejak lama. Kejadian penembakan diatas merupakan akumulasi
dari peristiwa beberapa bulan sebelumnya. Pada tanggal 7 July 2008, Kuil Preah
Vihear yang disebutkan terletak di wilayah Kamboja secara resmi masuk kedalam
daftar warisan dunia (Word Heritage List) yang dikeluarkan oleh
UNESCO. Langkah ini nampaknya tidak dapat diterima oleh pemerintah Thailand
yang menganggap masih ada ketidaksepahaman mengenai letak Kuil Preah Vihear
sehingga terjadi konflik antara Thailand dan Kamboja. Maka ASEAN harus berjuang
keras dalam tingkat penyelesaian konflik Kamboja-Thailand yang saat ini
merupakan tantangan bagi ASEAN untuk mewujutkan AFTA pada tahun 2015.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konflik
antara Kamboja dan Thailand adalah perebutan wilayah seluas 4,6 km2 di sekitar Kuil
Preah Vihear tersebut. Sebenarnya sejak dahulu, wilayah seluas 4,6 km2 ini
memang sudah menjadi perdebatan. Akan tetapi, perdebatan semakin memanas sejak
dikeluarkannya keputusan UNESCO yang memasukkan kuil itu ke dalam daftar
warisan sejarah dunia, dan Makama internasional mmengatakan bahwa kuil itu
adalah milik kamboja, tetapi yang saat ini yang di rebut hingga terjadi konflik
adalah wilayah di sekitar kuil. Menyusul baku tembak yang terjadi antara
tentara Thailand dan Kamboja di perbatasan kedua negara pada tanggal 4-6
Februari 2011 lalu, yang menewaskan sedikitnya 8 orang dan mencederai beberapa
orang lainnya, pada tanggal 22 Februari 2011 di Jakarta digelar Informal
ASEAN Foreign Minister’s Meeting (pertemuan informal para
Menlu ASEAN) dengan agenda tunggal pembahasan penyelesaian konflik Thailand dan
Kamboja.
Seperti
dilaporkan Aris Heru Utomo, pegawai departemen luar negeri di Kompasiana,
pertemuan informal para Menlu ASEAN yang diprakarsai Indonesia selaku Ketua
ASEAN, merupakan tindak lanjut dari hasil sidang Dewan Keamanan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (DK PBB). Sidang itu sebelumnya meminta Thailand dan Kamboja
bekerjasama dengan ASEAN sebagai mediator untuk menuntaskan persoalan
perbatasan melalui jalan damai. Di tengah upaya negara-negara ASEAN
mengimplementasikan kesepakatan yang tercantum dalam Piagam ASEAN dan proses
pembentukan Komunitas ASEAN 2015, pertemuan informal para Menlu ASEAN kali ini
memiliki arti yang sangat penting sebagai langkah awal untuk memperlihatkan
kredibilitas ASEAN dalam menangani masalah internal kawasannya. Sebagai suatu
organisasi kerjasama regional, ASEAN yang didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967
oleh lima negara yaitu Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura dan Thailand,
terus tumbuh dan berkembang sebagai suatu organisasi yang semakin solid. Dari
suatu organisasi yang longgar, ASEAN tumbuh dan berkembang menjadi organisasi
yang berdasarkan hukum seperti tercermnin dari diratifikasinya Piagam ASEAN
pada akhir tahun 2008. Selain Piagam ASEAN, negara-negara ASEAN juga memiliki
Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara (Treaty of
Amity and Cooperation in Southeast Asia) yang ditandatangani di Bali
tahun 1976. Melalui Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama negara anggota ASEAN
menyepakati code of conduct atau aturan perilaku dalam pelaksanaan hubungan
kerjasama antar negara anggota ASEAN yang meninggalkan kekerasan dan
mengedepankan cara-cara damai dalam penyelesaian konflik di antara
negera-negara anggota ASEAN.
Ada
Piagam ASEAN dan Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama belum pernah di pertegas
oleh Negara-negara anggota Asia Tenggara sekalipun digunakan untuk
menyelesaikan konflik antar negara-negara ASEAN. Bukan karena tidak ada konflik
di negara-negara ASEAN, melainkan karena masih rendahnya rasa saling percaya di
antara negara anggota. Negara-negara ASEAN yang bekonflik lebih memilih
penyelesaian secara bilateral atau menyerahkan penyelesaian persoalan kepada
lembaga internasional seperti:
1) Mahkamah
Internasional yang berkedudukan di Den Haag. Pada tahun 1996, ketika Indonesia
dan Malaysia bersengketa mengenai masalah perbatasan di Sipadan dan Ligitan,
keduanya membawa permasalahan tersebut ke Mahkamah Internasional.
2) Sementara itu
Filipina yang ditahun 1990-an tengah berupaya menyelesaikan konflik di Mindanao
Selatan, pihak yang diundang untuk menyelesaikan adalah Organisasi Konperensi
Islam (OKI).
Langkah
Indonesia, Malaysia dan Filipina yang melibatkan lembaga internasional dalam
penyelesaian konflik pada akhirnya diikuti pula oleh Kamboja. Bahkan Kamboja
tidak perlu waktu lama unuk segera meminta bantuan DK PBB di New York. Langkah
cepat Kamboja melaporkan permasalahan perbatasannya ke DK PBB tentu saja
memunculkan kekhawatiran bahwa penyelesaian konflik perbatasan Thailand dan
Kamboja akan diselesaikan atas bantuan pihak eksternal di luar ASEAN. Kalau
sampai DK PBB mengabulkan permintaan Kamboja agar PBB membantu penyelesaian
konflik perbatasannya dengan Thailand, maka muka ASEAN akan tercoreng dan
keberadaan ASEAN kembali dipertanyakan. Bagaimana mungkin ASEAN bisa berperan
di forum global seperti yang tercermin dalam tema ASEAN 2011 “ASEAN
Community in a Global Community of Nations”, jika mengelola konflik
internal saja tidak berhasil untuk apa di bentuk Komunitas Asean dengan
mempunyai tujuan dan prinsip-prinsip oleh anggota Negara-negara ASEAN.
DAFTAR PUSTAKA
Mauna Boer, Hukum
Internasional Pengertian Peranan Dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global,
Jakarta: P.T. Alumni, 2001.
Kompas, Kontak Senjata Kamboja-Thailand : ASEAN Perlu Pikirkan Cara BaruUntuk Selesaikan
Pertikaian, tanggal 16 Oktober 2008
https://www.google.com/url?
thailand-vs-kamboja-rebutan-kuil-mahkamah-pbb-memutuskan.html
Adolf Huala, Hukum
Penyelesaian Sengketa Internasional, Bandung: Sinar Grafika, 2004.
Sari, Kurnian, 2008,Thailand
dan Kamboja Tambah Tentara di Perbatasan
Soekanto, Soejono, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas IndonesiaPress, Jakarta, 1986.
Soekanto&Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2003.
Salam kenal Saya Syafitri TKI DI MALAYSIA
ReplyDeleteMaaf sebelumnya jika lewat Tempat ini saya menceritakan kisah hidup saya niat saya hanyalah semata ingin berbagi tapi semua tergantung Anda percaya atau tidak yg jelasnya inilah kenyataannya...
Syukur alhamdulillah kini saya bisa menghirup udara segar di indonesia karnah sudah sekian lama saya ingin pulang ke kampung halaman namun tak bisa sebab,saya harus bekerja di negri orang (Arab Saudi) karna ada hutang yang harus saya bayar di majikan yaitu 257 juta untuk uang indo namun saya tidak pusing lagi sebab kemaring saya di berikan Info oleh seseorang yang tidak saya kenal,katanya kalau mengalami kesulitan Ekonomi,Terlilit hutang silahkan minta bantuan sama
KI BARONG di Nomor telfon 0852 8895 8775 di jamin bantuan beliau 100% …
Atau,>>KLIK DISINI UNTUK INFO BANTUAN KI BARONG<<
BANTUAN DARI KI BARONG
1.PESUGIHAN
2.TOGEL
3. DANAH GHAIB
4.PENGGANDAAN UANG
5.UANG BALIK
6.PEMIKAT
7.PENGLARIS BISNIS (Jualan,Tokoh,warung)
8.PERLANJAR DALAM BERBAGAI HAL
Jadi saya beranikan diri menghubungi beliau dan menyampaikan semua masalah saya dan alhamdulillah saya bisa di bantu,kini semua hutang saya sama majikan di Saudi semua bisa terlunasi dan punya modal untuk pulang kampung,,,,
Jadi buat yang pengen seperti saya silahkan hubungi KI BARONG di nomor 0852 8895 8775 Anda tidak usah ragu akan adanya penipuan atau hal semacamnya sebab saya dan yg lainnya sudah membuktikan keampuhan bantuan beliau kini giliran Anda trimahkasi….
saya ibu irma seorang TKI DI SINGAPURA
Deletepengen pulang ke indo tapi gak ada ongkos
sempat saya putus asah apalagi dengan keadaan susah
gaji suami itupun buat makan sedangkan hutang banyak
kebetulan saya buka-bukan internet mendapatkan
nomor MBAH SERO katanya bisa bantu orang melunasi hutang
melalui jalan TOGEL dengan keadaan susah terpaksa saya
hubungi dan minta angka bocoran SINGAPURA
angka yang kemarin di berikan 4D yaitu 6377 TGL 01-09-2016
ternyata betul-betul tembus 100% alhamdulillah dapat Rp.250.juta
bagi saudarah-saudara di indo mau di luar negeri
apabila punya masalah hutang sudah lama belum lunas
jangan putus asah beliau bisa membantu meringankan masalah
ini nomor hp -> (-082-370-357-999-) MBAH SERO
demikian kisah nyata dari saya tampah rekayasa
atau silahkan buktikan sendiri..
Salam kenal dari saya mbak Romlah sengajah mempublikasikan cerita ini disini, saya bukan sombong tapi saya semata" hanya ingin berbagi kepada anda yang lagi butuh pertolongan.. Saya duluh kerja di malaysia sebagai PRT selama 7 tahun gaji waktu itu kurang lebih 3,5 juta per bulannya namun itu tidak pernah cukup untuk kebutuhan keluarga saya karna setiap bulannya harus membayar hutang piutang orang tua di BANK, singkat cerita.. Sekarang hutang orang tua saya sudah lunas senilai 335 juta dan sekarang saya sudah punya usaha tokoh perlengkapan bayi berkat bantuan MBAH BALAPATI melalui pesugihan putih dana gaib senilai 1 miliar.. Duluhnya saya takut untuk mengikuti pesugihan ini karna saya pikir ada tumbal ternyata tidak ada sama sekali dan jarak jauh pun bisa.. Singkat cerita duluhnya saya cuma melihat komentar seseorang di internet tentang MBAH BALAPATI alhamdulillah ternyata bener" terbukti dan saya salah satu orang yg sudah membuktikannya sendiri.. Siapa tau ada teman yg lagi ada masalah baik keuangan ataupun hal" lainnya silahkan coba konsultasi dengan beliau call/sms di nomer:+6282190534451 anda baik beliau pasti ramah melayani anda.. Muda"han dengan adaNya pesan singkat saya ini bisa bermanfaat.
ReplyDeleteSalam bagi teman nak rantau.
Spirit at work :-)
Assalamualaikum Wr. Wb
ReplyDeleteNama saya Aditya Aulia saya mengalami trauma keuangan karena saya ditipu dan ditipu oleh banyak perusahaan pinjaman online dan saya pikir tidak ada yang baik bisa keluar dari transaksi online tapi semua keraguan saya segera dibawa untuk beristirahat saat teman saya mengenalkan saya. untuk Ibu pada awalnya saya pikir itu masih akan menjadi permainan bore yang sama saya harus memaksa diri untuk mengikuti semua proses karena mereka sampai pada kejutan terbesar saya setelah memenuhi semua persyaratan karena permintaan oleh proses saya bisa mendapatkan pinjaman sebesar 350jt di rekening Bank Central Asia (BCA) saya saat saya waspada di telepon saya, saya tidak pernah mempercayainya, agaknya saya bergegas ke Bank untuk memastikan bahwa memang benar ibu kontak sekarang mengalami terobosan pemanasan jantung dalam kehidupan finansial Anda melalui apakah itu BBM INVITE-nya: {D8980E0B} atau apakah kamu ingin mengkonfirmasi dari saya? Anda bisa menghubungi saya melalui surat saya {aditya.aulia139@gmail.com} dan juga Anda bisa menghubungi perusahaan CREDIT UNION DAYA LESTARI via {mail:iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com}
WhatsApp Only::::{+33753893351}
Email:::::::{{aditya.aulia139@gmail.com}}
{{iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com}}
Nama saya Aditya Aulia saya mengalami trauma keuangan karena saya ditipu dan ditipu oleh banyak perusahaan pinjaman online dan saya pikir tidak ada yang baik bisa keluar dari transaksi online tapi semua keraguan saya segera dibawa untuk beristirahat saat teman saya mengenalkan saya. untuk Ibu pada awalnya saya pikir itu masih akan menjadi permainan bore yang sama saya harus memaksa diri untuk mengikuti semua proses karena mereka sampai pada kejutan terbesar saya setelah memenuhi semua persyaratan karena permintaan oleh proses saya bisa mendapatkan pinjaman sebesar 350jt di rekening Bank Central Asia (BCA) saya saat saya waspada di telepon saya, saya tidak pernah mempercayainya, agaknya saya bergegas ke Bank untuk memastikan bahwa memang benar ibu kontak sekarang mengalami terobosan pemanasan jantung dalam kehidupan finansial Anda melalui apakah itu BBM INVITE-nya: {D8980E0B} atau apakah kamu ingin mengkonfirmasi dari saya? Anda bisa menghubungi saya melalui surat saya: {aditya.aulia139@gmail.com} dan juga Anda bisa menghubungi perusahaan ISKANDAR LESTARI LOAN COMPANY (ISKANDAR LENDERS) via: {mail:iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com}
ReplyDeletee_mail:::[aditya.aulia139@gmail.com]
[iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com]
WhatsApp:::[+44] 7480 729811[Chats Only]
Telephone Number☎[+44] 7480 729811[Calls Only]
BBM INVITE:::[D8980E0B]